PEMBELAJARAN
PERMAINAN & OLAHRAGA
Bermain
Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang tua
yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak bermain akan membuat
anak menjadi malas bekerja dan bodoh. Anggapan ini kurang bijaksana,
karena beberapa ahli psikologi mengatakan bahwa permainan sangat besar
pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak
Ada beberapa teori tentang permainan yang perlu diketahui antara lain
Teori Rekreasi, Schaller dan Lazarus yang menyatakan permainan
merupakan kegiatan manusia yang berlawanan dengan kerja dan kesanggupan
hidup tetapi permainan itu merupakan imbangan antara kerja dan
istirahat; Permainan mempunyai tugas biologik yg mempelajari fungsi
hidup sebagai persiapan utk hidup yg akan dating. (Teori teleology, Karl
Groos); Permainan bukan hanya mempelajari fungsi hidup, tetapi juga
merupakan proses sublimasi (menjadi lebih mulia, tinggi, atau indah)
dengan bermain. (Teori Sublimasi, Ed Claparede).
Dari hal tersebut di atas dapat disarikan sebagai berikut Permainan
sebagai kecenderungan; sebagai keadilan sosial mencakup motivasi
intrinsik, perhatian, eksplorasi, perilaku yg tdk harafiah, keluwesan,
dan keterlibatan aktif; Permainan sebagai konteks Biasanya diakrabi dan
bebas stres, juga melibatkan pilihan bebas; Permainan sebagai perilaku
dapat diamati dalam 3 tahap: fungsional, simbolik dan permainan yg
mempunyai aturan (Piaget)
Frobel mengatakan bahwa bermain sangat penting dalam belajar. Belajar
berkaitan dengan proses konsentrasi. Orang yang mampu belajar adalah
orang yang mampu memusatkan perhatian. Bermain adalah salah satu cara
untuk melatih anak konsentrasi karena anak mencapai kemampuan maksimal
ketika terfokus pada kegiatan bermain dan bereksplorasi dengan mainan.
Bermain juga dapat membentuk belajar yang efektif karena dapat
memberikan rasa senang sehingga dapat menimbulkan motivasi instrinsik
anak untuk belajar. Motivasi instrinsik tersebut terlihat dari emosi
positif anak yang ditunjukkan melalui rasa ingin tahu yang besar
terhadap kegiatan pembelajaran.
Menurut Gross, kegiatan bermain memiliki tujuan untuk memperoleh dan
melatih keterampilan tertentu dan sangat penting fungsinya bagi mereka
pada saat dewasa kelak, contoh, bayi yang menggerak-gerakkan tangan,
jari, kaki dan berceloteh merupakan kegiatan bermain yang bertujuan
untuk mengembangkan fungsi motorik dan bahasa agar dapat digunakan
dimasa datang.
Sigmund Freud berdasarkan Teori Psychoanalytic mengatakan bahwa
bermain berfungsi untuk mengekspresikan dorongan implusif sebagai cara
untuk mengurangi kecemasan yang berlebihan pada anak
Teori Cognitive-Developmental dari Jean Piaget, juga mengungkapkan
bahwa bermain mampu mengaktifkan otak anak, mengintegrasikan fungsi
belahan otak kanan dan kiri secara seimbang dan membentuk struktur
syaraf, serta mengembangkan pemahaman suatu konsep yang berguna untuk
masa datang..
Faktor-faktor yang mempengaruhi permainan anak:
1. Kesehatan
Anak-anak yang sehat mempunyai banyak energi untuk bermain
dibandingkan dengan anak-anak yang kurang sehat, sehingga anak-anak yang
sehat menghabiskan banyak waktu untuk bermain yang membutuhkan banyak
energi.
2. Intelegensi
Anak-anak yang cerdas lebih aktif dibandingkan dengan anak-anak yang
kurang cerdas. Anak-anak yang cerdas lebih menyenangi
permainan-permainan yang bersifat intelektual atau permainan yang banyak
merangsang daya berpikir mereka, misalnya permainan drama, menonton
film, atau membaca bacaan-bacaan yang bersifat intelektual.
3. Jenis kelamin
Anak perempuan lebih sedikit melakukan permainan yang menghabiskan
banyak energi, misalnya memanjat, berlari-lari, atau kegiatan fisik yang
lain. Perbedaan ini bukan berarti bahwa anak perempuan kurang sehat
dibanding anak laki-laki, melainkan pandangan masyarakat bahwa anak
perempuan sebaiknya menjadi anak yang lembut dan bertingkah laku yang
halus.
4. Lingkungan
Anak yang dibesarkan di lingkungan yang kurang menyediakan peralatan,
waktu, dan ruang bermain bagi anak, akan menimbulkan aktivitas bermain
anak berkurang.
5. Status sosial ekonomi
Anak yang dibesarkan di lingkungan keluarga yang status sosial
ekonominya tinggi, lebih banyak tersedia alat-alat permainan yang
lengkap dibandingkan dengan anak-anak yang dibesarkan di keluarga yang
status ekonominya rendah.
Pengaruh bermain bagi perkembangan anak
- Bermain mempengaruhi perkembangan fisik anak
- Bermain dapat digunakan sebagai terapi
- Bermain dapat mempengaruhi pengetahuan anak
- Bermain mempengaruhi perkembangan kreativitas anak
- Bermain dapat mengembangkan tingkah laku sosial anak
- Bermain dapat mempengaruhi nilai moral anak
Permainan yang disajikan dalam proses pembelajaran dapat diciptakan
sedemikian rupa untuk berbagai macam tujuan yang berguna dalam
pencapaian tujuan pendidikan. Tujuan tersebut antara lain: permainan
untuk membangun keakraban antar sesama siswa, percaya diri, kerjasama,
kumunikasi, konsentrasi, kemampuan komponen kondisi fisik,
iamjinasi/kreativitas dan lain-lain. Sebagai contoh permainan untuk
membangun kecepatan reakai:
Jumlah siswa bebas, cara bermain; 1) pimpinan menciptakan formasi
baris, 2) jika pimpinan menyerukan angka ”ganji’ peser harus meloncat ke
depan, angka ”genap” peserta meloncat ke belakang, jika respon sudah
cepat aba aba ditambah 3) jika sebut nama anak ”perempuan” peserta
bergeser ke kiri melenggang seperti perempuan dan jika nama anak
”laki-laki” bergeser ke kanan tengan gerakan tegas seperti militer dan
berseru dasyat!…..
Guru dapat menciptakan variasi yang lain, sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Pembelajaran Permainan Olahraga
Dalam olahraga, permainan sering dikalasifikasikan dalam 2 jenis
permainan yaitu bola besar dan bola kecil, dikotomi tersebut didasarkan
pada sarana dan prasarana yang digunakan. Permaianan bola besar antara
lain: Sepakbola, Bolavoli, Bolabasket; sedangkan permainan bola kecil
antara lain: kasti, tenis meja, rounders dll.
Namun demikian ada yang menggolongkan sesuai dengan proses
pembelajaran menurut taktik yang digunakan, yaitu permainan invasi, net,
fielding dan target. Permainan invasi atau invansion games adalah
permainan yang menjadikan gawang sebagai sasaran untuk saling menyerang
daerah lawan dalam rangka membuat skor. Net dan wall games adalah
permainan yang menggerakan suatu obyek ke dalam ruang agar obyek
tersebut tidak dapat kembali lagi ke lapangan sendiri. Fieiding dan
run-scoring games adalah permainan memukul sebuah obyek ; biasanya yang
dipukul adalah bola kemudian berlari kesuatu target sambil menghindari
penjagaan.
Target games adalah permainan yang menggerakkan sebuah obyek dan menekankan pada ketepatan.
Sistem Klasifikasi dalam olahraga Permainan
Invasion | Net/Wall | Fielding/Run-Scoring | Target |
Bolabasket, Bola-tangan, Polo air, Sepakbola, Hoki, Rugby dll | Net:
Bulutangkis, tenis, tenis meja, Bola voli Wall: Raquetball, Squash |
Baseball, Softball, Rounders, Kasti, dll | Golf, Bowling, Bilyard, Snokers, Panahan ,dll |
Untuk menguasai keterampilan bermain dalam olahraga permainan, tidak
hanya cukup hanya menguasai keterampilan teknik memainkan bola, tetapi
meliputi juga keterampilan-keterampilan gerak lainnya, untuk mendukung
pemain yang memainkan bola. Misalnya dalam permainan bolavoli pemain
menerima semes, ia siap mengoper bola ke arah yang tepat, dengan
ketinggian yang tepat, sementara pemain yang lain siap menerima bola
tersebut, bila bola rendah maka harus dipassing bawah dan lain-lain yang
terjadi dilapangan.
Dengan demikian berati cakupan dari fenomena bermain tidak hanya
meliputi pelaksanaan keterampilan gerak dasar dan keterampilan teknik,
tetapi juga komponen lainnya seperti membuat keputusan, mendukung pemain
lain, membatasi gerak lawan, mengatur posisi untuk membangun serangan
balik dan lin-lain.
Guru pendidikan jasmani disarankan untuk mendalami pendekatan taktis
untuk mengajarkan olahraga permainan hal ini sangat efektif untuk semua
jenjang pendidikan. Namun demikian perlu diingat bahwa tidak ada metode
yang paling unggul.
Kelebihan pendekatan taktik pada kemampuan untuk mengidentifikasi,
mengurutkan, dan menghayati masalah taktis pada permainan yang
disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa. Kita dapat menyusun
kerangka kerja, membatasi lingkup taktik, dan mengidentifikasi
tahap-tahap kompleksitas taktik pada setiap bentuk permainan.
Pendekatan taktis dalam pembelajaran permainan adalah untuk
meningkatkan kesadaran siswa tentang konsep bermain melalui penerapan
teknik yang tepat sesuai dengan masalah atau situasi dalam permainan
sesungguhnya.
Pendekatan tradisional dalam pembelajaran olahraga menekankan
komponen-komponen teknik, misalnya dalam unit-unit pembelajaran bolavoli
beberapa pertemuan dihabiskan oleh latihan passing, umpan, servis,
spike, blocking dan perencanaan sendiri-sendiri, atau penggabungan dua,
tiga teknik.
Gambar: Bagan Pembelajaran Olahraga Permainan
Kesadaran Taktis: kemampuan untuk mengidentifikasi masalah-masalah
taktik yang muncul selama permainan berlangsung, sekaligus kemampuan
memilih jawaban yang tepat untuk memecahkannya. Jawabannya mungkin
berupa keterampilan menentukan elemen teknik yang akan diterapkan.
Tujuan mengajar dengan pendekatan taktis bagi siswa adalah:
- Penguasaan kemampuan bermain melalui keterkaitan antara taktik dengan perkembangan permainan.
- Memberikan kesenangan melalui aneka ragam aktivitas
- Memecahkan masalah dan membuat keputusan cepat dan tepat dalam bermain.
Dasar-dasar Pendekatan Taktik
- Memupuk Minat dan Kegembiraan
- Merangsang untuk berpikir
- Pengalihan pemahaman (transfer) melalui bermain
Permainan Bolavoli
1. Pelajaran Level Satu
Masalah Taktis : Persiapan Serangan
Fokus Pelajaran : Posisi dasar dan Pas Bawah
Tujuan : Passing bawah tepat ke posisi pengumpan
Permainan : 3 VS 3
Tujuan Aktivitas : Mempersiapkan bola untuk serangan
Kondisi : Lapangan terbatas dan pendek, permainan dimulai dari
lambungan bola, bergantian (rotasi) dari setiap rally,
menggunakan lebih dari 3 pukulan.
Kunci pertanyaan:
T : Apa yang pertama dibutuhkan pengumpan agar dapat mengumpan ke
Penyerang?
J : Passing bawah
T : Ke mana harus passing bola?
J : ke Pengumpan atau target, garis depan
T : Bagaimana posisi anda saat melakukan passing bawah?
J : Posisi badan agak condong, kaki segaris dengan arah bola, bola melambung tepat pada sasaran.
Tugas Latihan : Latihan passing bawah, formasi segitiga
Tujuan Aktivitas : Dua atau tiga kali pasing bagus sebelum rotasi
Kondisi : T melambungkan bola di daerah sendiri kemudian pasing
arah ke P, P pasing bawah ke S, S menangkap bola dan
dikembalikan ke T dengan bola dipantulkan ke lantai.
P | T S | T S | P | |||
P 2 | S
1 T |
S T | P |
Petunjuk : Posisi badan dan Posisi kaki (teknik passing bawah)
2. Pelajaran Level Dua
Masalah Taktis : Persiapan Serangan
Fokus Pelajaran : Reviu persiapan untuk menyerang
Tujuan : Ketepatan passing dan kesiapan pengumpan
Permainan : 3 VS 3
a. Tujuan Aktivitas : Mempersiapkan bola untuk serangan
Beri satu poin jika satu tim dapat memainkan bola dua kali pukulan atau sentuhan di lap. Sendiri.
Kondisi : Lapangan terbatas dan pendek, permainan dimulai dari
lambungan bola, bergantian (rotasi) setelah satu rally,
maksimal 3 sentuhan atau pukulan dlm satu tim.
Kuncip pertanyaan :
T : Apa yang menjadi tujuan permainan?
J : Dua kali memainkan bola di lap sendiri
T : Apa yg harus dilakukan supaya berhasil?
J : passing bawah, umpan, siap bergerak, komunikasi dan pergantian peran.
T : Mengapa anda ingin melakukan umpan untuk spike?
J : karena spike sulit utk dikembalikan atau dimainkan.
Tugas Latihan : Persiapan menyerang, formasi segitiga
Tujuan Aktivitas : Dua atau tiga kali pasing bagus sebelum rotasi
Kondisi : T berdiri 3 mtr dibelakang net
melambungkan bola di daerah-nya sendiri kemudian pasing arah ke P, P
pasing bawah ke S, S menangkap bola dan dikembalikan ke T. T dpt juga dg
servis atas utk menambah kesulian.
P T | S | S | T P |
2 P | S
1 . T |
S 1 | T
2 P |
Permainan Sepakbola
1. Pelajaran Level Satu
Masalah Taktis : Menguasai bola
Fokus Pelajaran : Mengoper dan menerima bola menggunakan kaki bag dlm
Tujuan : Meningkatkan ketepatan operan pendek.
a. Permainan : 3 VS 3
Tujuan Aktivitas : Melakukan 5 kali operan pendek secara berurutan
Kondisi : Lapangan terbatas dan pendek, permainan dimulai dari
bola mati.
Kunci pertanyaan:
T : Apa yang anda lakukan dalam permainan?
J : menjaga bola
T : Bagaimana anda mempertahankan bola?
J : Melakukan operan kepada teman
b. Tugas Latihan: Siswa melakukan latihan dg cara berpasangan bertiga
jarak 5 - 10 meter, mrk melakukan
passing dan kontrol bola yg baik.
c. Tujuan Aktivitas: Siswa menggunakan 1 sentuhan dlm kontrol dan mengumpan
Kondisi : Lihat Video.
Level yg lain tergantung Identifikasi Guru.
Masalah Taktik, Gerak dan Keterampilan dalam Permainan Sepakbola
Masalah taktik | Gerak Tanpa Bola | Gerak dg Bola |
Mempertahankan penguasaan bola
Mengatur ruang utk menyerang dll |
Mendukung pembawa bola
Menggunakan target pemain dll |
dll |
Permainan Bolabasket
1. Pelajaran Level Satu
Masalah Taktis : Mempertahankan penguasaan bola
Inti Pelajaran : Gerakan pura-pura dengan bola, Passing, Receiving
Tujuan : Memberi isyarat kepada pengoper, passing dengan cepat & tepat.
a. Permainan : 3 VS 3
Tujuan Aktivitas : Melakukan 3 kali operan pendek secara berurutan
Kondisi : Lapangan terbatas dan pendek, permainan dimulai dari
bola mati.
Kunci pertanyaan:
T : Apa yang anda lakukan dalam permainan?
J : passing dengan cepat dan epat
T : Apakah anda mengisyaratkan sesuatu kepada teman anda sebelum passing?
J : ya, dg mengangkat atau menjulurkan tangan agar pengoper mengetahui.
b. Tugas Latihan: Siswa melakukan latihan dg cara berpasangan bertiga
jarak 5 - 10 meter, mrk melakukan
passing dan kontrol bola yg baik.
c. Tujuan Aktivitas: Siswa menggunakan 1 sentuhan dlm kontrol dan mengumpan
Kondisi : Lihat Video.
Level yg lain tergantung Identifikasi Guru.
Masalah Taktik, Gerak dan Keterampilan dalam Permainan Bolabasket
Masalah taktik | Gerak Tanpa Bola | Gerak dg Bola |
Mempertahankan penguasaan bola
Serangan ke Basket dll |
Mendukung pembawa bola
Menutup gerak lawan dll |
dll |
Contoh dalam RPP
Permainan Bulutangkis
Standar Kompetensi: mempraktikkan berbagai tehnik dasar permainan dan olahraga serta nilai yang terkandung di dalamnya.
Kompetensi Dasar: mempraktikkan teknik dasar salah
satu permainan dan olahraga beregu bola kecil dengan baik, serta nilai
kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan,
besedia berbagi tempat dan peralatan.
Indikator: Mempratikkan teknik dasar memegang raket; teknik dasar servis dan pukulan forehand.
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit ( 1 x pertemuan )
A. Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik dapat menyajikan cara servis yang baik agar tidak mudah diserang
2. Peserta didik melakukan pukulan forehand agar dapat mempersiapkan serangan
B. Materi Pembelajaran :
- Cara memegang raket
- Pukulan forehand
C. Metode Pembelajaran ;
- Demonstrasi
- Penugasan
D. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan (± 10 menit)
a. Siswa dikumpulkan, berbaris, berdo’a, presensi
b. Penguluran dan Pemanasan yang mengarah pada pelajaran inti.
Melakukan beberapa gerakan penguluran sesuai dengan gambar
2. Pelajaran Inti (± 60 menit)
a. Siswa mempraktikkan pukulan servis dengan pegangan raket yang berbeda
b. Siswa mempraktikkan gerakan pukulan forehand dengan pegangan raket yang berbeda
c. Model pembelajaran teknik dasar pukulan forehand
Latihan memukul shuttlecock.
Latihan memukul shuttlecock
d. Model bermain untuk meningkatkan keterampilan dasar
Latihan bermain 3 lawan 3
Latihan bermain 3 lawan 2
Latihan bermain 2 lawan 2
3. Pendinginan (± 10 menit)
a. Siswa dikumpulkan kembali, evaluasi kegiatan tersaji.
b.Presensi, dan berdo’a
c.Pelajaran selesai siswa dibubarkan untuk persiapan pelajaran berikutnya.
refrensi :
(http://harianung.wordpress.com/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar